Cerita Air Mata Sendirinya


Ada hal yang hanya kita yang tahu tanpa ada seorangpun yang begitu. Ada hal yang menuntut sebagian orang memiliki argumen dengan sudut pandang berbeda terhadap paham kita. Apa arti sebuah perbedaan jika mampu menyatu dan menjadi satu?

Aku dilahirkan dari keluarga yang menganut agama Islam, di-kota Prabumulih tepatnya pada tanggal 15 November 1995 jam 04.30 teriakan tangis fana yang seketika terdengar kumandang adzan dari sosok Ayah bersama dekapan Ibu yang begitu hangat dan kasih. Walaupun pada waktu itu tidak mampu mengingat rasa nya, namun ketenangan dan perlindungan aku rasakan dari kedua Orangtua yang penuh aroma gembira sebagai pelipur air mata. Akankah hal ini dapat membuat ku jahat kepada mereka berdua? Sama sekali tidak pernah terlintas dipikiranku sampai dengan saat ini, bahkan rasa sayang dan peduli tanpa batas mereka masih kurasa hingga kini. 

15 November 2024, hari jum'at dan diwaktu shalat Jum'at Waktu Indonesia Bagian Tengah, hal yang serupa kembali saya rasakan namun bukan sebagai pendengar, melainkan orang yang melantunkan adzan. Yah, hari dimana saya menjadi seorang Ayah. Hari dimana saya meneteskan air mata yang tak terbendung jatuhnya. Hari dimana "Nadika Zakki Niskala" anakku, lahir kedunia.

Harapan dan doa yang dipanjatkan selama 4 tahun pernikahan akhirnya terkabul juga. Bahagia dan haru menjadi satu, terdengar ke semua keluarga inti rasa bahagia kami, walau mereka tidak bisa memeluk dan mengusap air mata ini.

Rambutnya yang tebal begitu menarik perhatian, pipinya yang gembul sungguh menggemaskan. Tumbuh sehat ya anakku. Hadirmu adalah ladang pahala baru bagi kami sebagai orangtuamu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aplikasi Sakti by Kemenkeu

BLACK ROSE